skip to main |
skip to sidebar
Motor Bekas Injeksi, Pasaran Susah Ditebak
Pada 2013 PT Astra Honda Motor
(AHM) memploklamirkan sebagai tahun injeksi untuk semua motor produknya.
Beberapa tipe motor yang diproduksi dikeluarkan versi injeksinya.
Kalau
kita kilas balik, sebenarnya tren injeksi sudah muncul beberapa tahun
lalu. Honda memelopori dengan produk Supra X 125 PGM-FI alias Honda Susi
(Supra Injeksi). Yang merupakan motor injeksi pertama di Tanah Air.
Selanjutnya
generasi injeksi berikutnya adalah Yamaha yang mengeluarkan produk
injeksinya pada mesin sport, Yamaha V-ixion. Dan yang tidak mau kalah
pabrikan Suzuki juga mengeluarkan injeksi, tetapi sejurus dengan
motornya yang jarang di pasaran, injeksi Suzuki pun kurang familiar di
masyarakat.
Setelah beberapa tahun, sekarang injeksi mulai akrab
di masyarakat. Sebabnya, pengaruh keberhasilan Yamaha memasarkan V-ixion
injeksi yang sampai sekarang tergolong laku. Sebaliknya motor injeksi
produk Honda di pasaran masih kurang terdengar. Walau masih ada, harga
pasarannya jatuh.
MOTOR Plus penasaran, sebenarnya bagaimana
gambaran harga seken motor injeksi ini. Beberapa showroom motor bekas
yang ada di Jakarta menjadi sampel. Salah satunya di Motor Cahaya Prima
(MCP) di Jl. Rawabelong, Jakarta Barat. Menurut pengakuan Hendri dari
MCP, pasaran injeksi yang bagus hanya V-ixion.
"Pedagang hanya
menyesuaikan mana yang jadi incaran masyarakat. Yang paling banyak ya
V-ixion. Untuk merek lain, seperti Supra X 125 PGM-FI dan Suzuki Shogun
125 FI, mereka tidak nggak berani menyetok. Jarang orang cari dan
harganya jatuh," terangnya.
Hal yang hampir sama dikemukakan
Wanto dari Manca Motor di Jl. Basuki Rahmat, Cipinang, Jakarta Timur.
Untuk Supra X PGM-FI jarang sekennya. "Sudah lama nggak ada barangnya,"
ungkapnya.
Lain lagi yang diungkap Thomas yang showroom motor
sekennya ada di daerah Ciledug, Tangerang. Selain harganya sudah jatuh,
menurutnya juga pembeli nggak begitu suka dengan injeksi Honda.
"Contohnya Honda CBR 150 2011. Ini motor injeksi juga yang harga
sekennya masih di kisaran Rp 44 juta. Orang pilih Ninja 250R," ungkap
Thomas.
Sedangkan Hendri punya pendapat beda soal harga CBR.
"Mungkin karena motor baru, orang lagi atau masih senang pakai motor
baru. Motor sekennya memang masih belum ada," tambahnya.
Thomas
melanjutkan, sebenarnya teknologi injeksi bagus, tapi masyarakat kita
amsih belum begitu terlalu familiar dengan injeksi. "Mereka mau
modifikasi susah. Kalau ada kerusakan injeksinya, harus diganti," lanjut
Thomas.
Berbeda dengan karburator, kalau rusak karburator,
paling dibersihin. Banyak mekanik bisa, harganya nggak semahal injeksi.
Ooo gitu. (motorplus-online.com)
0 komentar:
Posting Komentar