Honda Blade, Piston Baru Jadi Tercepat
Piston ringan mampu menghasilkan
power maksimal. Seperti seher Kawahara, lebih enteng 9 gram. Membuat
Honda Blade pacuan Rey Ratukore terkencang pada final HRC (Honda Racing
Championsip) 2011 di Sirkuit Kenjeran, beberapa waktu lalu.
Menurut
Tomy Huang, bos BRT yang meracik Blade geberan Rey, baru pertama
menggunakan seher Kawahara. “Hasilnya mampu menempuh waktu tercepat di
kelas 110 baik ketika QTT atau pun race. Bahkan memecahkan rekor dari
semua merek motor di Kenjeran,” jelas pemilik tim Indoparts KYT Federal
Oil Powered By BRT itu.
Piston lebih ringan 9 gram ditimbang
setelah bentuknya sudah siap pakai. Bisa lebih enteng karena diproduksi
dengan menggunakan sistem forging. Makanya seher keluaran Kawahara ini
disebut forged piston.
Sistem forging bisa dibuat lebih ringan
namun kuat. Karena prosesnya seperti bikin pedang. Bahan baku seher
berupa pipa padat yang dipotong dan dipanaskan sampai membara. Kemudian
dipukul atau ditumbuk sampai bentuknya seperti seher. Diikuti finishing
menggunakan mesin bubut CNC.
Karena lebih kuat, memungkinkan
piston dibuat serba lebih tipis pada setiap bagiannya. Tidak takut retak
walau dikasih kompresi tinggi.
Selain itu, badan seher forging
lebih sedikit menyentuh boring. Membuat gesekan antara seher dengan
boring lebih ringan. Power yang dihasilkan mesin tidak banyak terbuang.
Seting
di Kenjeran, Pak Tomy menggunakan rasio kompresi hanya 12,3 : 1. Cukup
rendah untuk ukuran motor balap. Ini bukan berarti takut pecah sehernya.
Namun karena hanya menggunakan bahan bakar SPBU, Shell Super Extra 95.
Kalori tinggi mampu menghasilkan panas yang besar. Efeknya sama dengan pakai bensol dengan rasio kompresi tinggi. Jadi, power yang dihasilkan pun setara bensol dengan rasio kompresi gede.
Pertimbangan Tomy Huang dalam menggunakan Shell Super Extra, juga karena lebih murah. Serta aman terhadap komponen mesin. Tidak mudah jebol karena kompresinya rendah.
Untuk membuat power maksimal hanya menggunakan BBM rendah, kudu dibarengi dengan aliran gas bakar yang maksimal. Digunakan klep in 27,5 mm dan ex 23 mm. Flow gas bakarnya diukur menggunakan flowbench milik BRT yaitu 95 cfm pada lubang in.
Kecepatan gas bakar di lubang isap antara 105 sampai 110 meter/detik. Untuk lubang buangnya hanya 65-75 persen. Dibantu saluran gas buang R9 atau AHRS. Gonta-ganti. (motorplus-online.com)
0 komentar:
Posting Komentar