Senin, 19 Desember 2011

Visor Anti Silau Schuberth SR1

Visor Anti Silau Schuberth SR1

 Pengendara yang menggunakan helm full-face dengan visor bening di siang hari,  pasti merasakan dampak sinar matahari yang menyengat. Solusinya, bisa coba visor buatan Schuberth tipe SR1 ini.

Visor ini terjamin kualitasnya. Juga sudah melalui tahap uji ketahanan, fokus pandangan serta menyerap sinar matahari juga dibekali anti-kabut dan anti-gores!

Isabel, Pernah Nempel Pembalap

Isabel, Pernah Nempel Pembalap

 Dunia motor sangat familiar dengan pemilik nama komplet Isabel Magel. Bukan sekadar bisa naik motor atau dibonceng. Kelahiran 18 Mei 1987 ini kabarnya pernah nempel dengan seorang pembalap. Hayoo siapa...

"Iya, dulu aku pernah dekat sama dia. Pokoknya kemana dia pergi balap, aku harus kasih support. Biar semangat dan dapat prestasi baik," bisiknya manja.

Yamaha Luncurkan Factor YBR 125 Black Edition, Bernuansa Hitam Dof

Yamaha Luncurkan Factor YBR 125 Black Edition, Bernuansa Hitam Dof



 
Belum lama ini, Yamaha di Brazil baru saja meluncurkan Factor YBR 125 Black Edition. Varian ini dijual terbatas dan memiliki ciri menarik pada pemilihan warnanya.

Sesuai namanya "black edition" sudah pasti dilabur warna hitam. Uniknya, pada beberapa bagian seperti tutup samping tanki, sepatbor depan dan cover aki dikelir warna hitam dof.

Tapi beberapa bagian tetap berwarna hitam mengkilap. Makin gagah bagian bibir peleknya dilengkapi lis warna merah, kontras dengan warna dasarnya yang gelap.

Yamaha R1 2012 Replika Giacomo Agostini Siap Dilelang

Yamaha R1 2012 Replika Giacomo Agostini Siap Dilelang

 Siapa tak kenal Giacomo Agostini, sang juara dunia ini begitu lekat dengan pabrikan MV Agusta dan menjadi legenda Yamaha. Meski telah pensiun dan balap, kehadirannya di paddock Yamaha terus memberikan semangat bagi tim pabrikan Jepang ini.

Dan saat ini, Giacomo Agostini baru saja menandatangani sebuah Yamaha R1 versi 2012 dengan livery yang sama seperti pacuan balapnya di tahun 1975. Motif klasik ini lengkap dengan nomor 1, mengenang prestasinya meraih juara dunia.

Honda BeAT, Juara Umum MP7 Honda Racing Champinoship 2011

Honda BeAT, Juara Umum MP7 Honda Racing Champinoship 2011

 
Honda BeAT yang dipacu M. Nurgianto ini meraih juara umum di kelas MP7 Honda Racing Champinoship 2011. Gelar didapat usai racer tim Kawahara JP Racing PCO ini sukses menaklukan sirkuit Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur (04/12).

Selain kehebatan Nurgianto dalam membaca racing line, engine juga punya pengaruh besar. Yuk dibedah seting yang diterapkan! Buat gapai kapasitas 130 cc, piston mengandalkan merek Kawahara Racing diameter 54,5 mm. Tapi, tak hanya piston saja, lho. Blok silinder juga ambil dari merek yang sama. Lha wong dijual satu set kok!

Kubah alias dome piston dipapas lagi 1 mm. Tujuannya buat kurangi rasio kompresi. Kalau enggak dipapas, kompresi main di 13,2 : 1. “Setelah dipapas, jadi 12,5 : 1,” ujar Mariasan Kocek, selaku tunner tim yang bermarkas di Kp. Sawah, Ciputat, Tangerang ini.

Permainan juga diikuti ubahan di head silinder. Untuk atur buka-tutup klep, durasi kem Kawahara tipe K-2 untuk BeAT dimainkan. Tapi, durasi diatur ulang agar sesuai kebutuhan.

"Durasi main di 268º. Pinggang kem dibuat jadi 25 mm,” bilang tunner yang karib disapa Marco yang artinya singkatan dari nama panjangnya itu. Biar lebih detail, Marco pun berani kasih rincian. Hitungannya setelah dial, klep in membuka 32º sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 56º setelah TMB (Titik Mati Bawah). So, 32º + 56º + 180º = 268º. Durasi dan buka-tutup yang sama, juga berlaku buat klep buang. Klep ex, membuka 56º sebelum TMB dan menutup 32º setelah TMA. 56º + 32º + 180º = 268º.


Lewat durasi ini, bisa ditebak kalau Lobe Separation Angle (LSA) bermain di 102º. Angka yang dihasilkan LSA ini, punya kecenderungan tawarkan power band lebih lebar di putaran atas.

Karakter ini juga cocok dengan sirkuit Kenjeran dan gaya balap Nurgianto yang menyukai teknik rolling speed. Maka itu, racer karib disapa Anto itu tinggal menjaga rpm agar tak turun drastis. Jadi, power terus mengalir.

Power, bermain di putaran tinggi. Artinya, kebutuhan di ruang bakar pun musti tercukupi. Maka itu, lift klep dibuat tinggi. Buat klep in, dikasih 9,2 mm. Sedang klep buang, 9 mm. Lift klep ini didapat berkat penggantian klep.

Klep pakai punya Honda Sonic. Diameter batang sih sama dengan BeAT. Tapi, punya Sonic batangnya bisa dibuat lebih panjang. Makanya bisa bikin lift klep tinggi,” beber tunner yang sejatinya juga pembalap MotoPrix ini. Buat klep isap, diameter tetap dibuat jadi 25,5 mm. Sedang klep buang, juga sesuai standar yang main di 21 mm.

Buat temani kinerja klep agar konstan bermain, pilihan per klep jadi penentu. Karena putaran engine skubek tak seperti bebek yang kerap sentuh 14.000 rpm, Marco hanya mengandalkan pegas klep milik Yamaha Mio. Per klep ini pun didobel lagi pakai per milik Honda Grand. “Kerenggan klep main di 0,015 mm,” tutup pria berdarah Betawi ini. Congrastz Bor!  (motorplus-online.com)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money