Honda BeAT, Juara Umum MP7 Honda Racing Champinoship 2011
Honda BeAT yang dipacu M.
Nurgianto ini meraih juara umum di kelas MP7 Honda Racing Champinoship
2011. Gelar didapat usai racer tim Kawahara JP Racing PCO ini sukses
menaklukan sirkuit Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur (04/12).
Selain
kehebatan Nurgianto dalam membaca racing line, engine juga punya
pengaruh besar. Yuk dibedah seting yang diterapkan! Buat gapai kapasitas
130 cc, piston mengandalkan merek Kawahara Racing diameter 54,5 mm.
Tapi, tak hanya piston saja, lho. Blok silinder juga ambil dari merek
yang sama. Lha wong dijual satu set kok!
Kubah alias dome piston
dipapas lagi 1 mm. Tujuannya buat kurangi rasio kompresi. Kalau enggak
dipapas, kompresi main di 13,2 : 1. “Setelah dipapas, jadi 12,5 : 1,”
ujar Mariasan Kocek, selaku tunner tim yang bermarkas di Kp. Sawah,
Ciputat, Tangerang ini.
Permainan juga diikuti ubahan di head
silinder. Untuk atur buka-tutup klep, durasi kem Kawahara tipe K-2 untuk
BeAT dimainkan. Tapi, durasi diatur ulang agar sesuai kebutuhan.
"Durasi
main di 268º. Pinggang kem dibuat jadi 25 mm,” bilang tunner yang karib
disapa Marco yang artinya singkatan dari nama panjangnya itu. Biar
lebih detail, Marco pun berani kasih rincian. Hitungannya setelah dial,
klep in membuka 32º sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 56º
setelah TMB (Titik Mati Bawah). So, 32º + 56º + 180º = 268º. Durasi dan
buka-tutup yang sama, juga berlaku buat klep buang. Klep ex, membuka 56º
sebelum TMB dan menutup 32º setelah TMA. 56º + 32º + 180º = 268º.
Lewat durasi ini, bisa ditebak kalau Lobe Separation Angle (LSA)
bermain di 102º. Angka yang dihasilkan LSA ini, punya kecenderungan
tawarkan power band lebih lebar di putaran atas.
Karakter ini
juga cocok dengan sirkuit Kenjeran dan gaya balap Nurgianto yang
menyukai teknik rolling speed. Maka itu, racer karib disapa Anto itu
tinggal menjaga rpm agar tak turun drastis. Jadi, power terus mengalir.
Power,
bermain di putaran tinggi. Artinya, kebutuhan di ruang bakar pun musti
tercukupi. Maka itu, lift klep dibuat tinggi. Buat klep in, dikasih 9,2
mm. Sedang klep buang, 9 mm. Lift klep ini didapat berkat penggantian
klep.
Klep pakai punya Honda Sonic. Diameter batang sih sama
dengan BeAT. Tapi, punya Sonic batangnya bisa dibuat lebih panjang.
Makanya bisa bikin lift klep tinggi,” beber tunner yang sejatinya juga
pembalap MotoPrix ini. Buat klep isap, diameter tetap dibuat jadi 25,5
mm. Sedang klep buang, juga sesuai standar yang main di 21 mm.
Buat
temani kinerja klep agar konstan bermain, pilihan per klep jadi
penentu. Karena putaran engine skubek tak seperti bebek yang kerap
sentuh 14.000 rpm, Marco hanya mengandalkan pegas klep milik Yamaha Mio.
Per klep ini pun didobel lagi pakai per milik Honda Grand. “Kerenggan
klep main di 0,015 mm,” tutup pria berdarah Betawi ini. Congrastz Bor!
(motorplus-online.com)