Yamaha Mio, Penyabet Hadiah Mobil
Ini dia Yamaha Mio geberan M.
Ramzi yang jawara kelas matic tune up s/d 200 cc. Tepatnya pada seri Day
Battle Pertamina Enduro-Pertamax-Corsa-Dragbike garapan Trendypromo
Mandira. Finalnya minggu lalu di Kemayoran.
Yamaha Mio ini juga
pernah ditulis MOTOR Plus ketika juara 1 di seri 1 Tasikmalaya pada 27
Pebruari lalu. Tapi, menurut Tomo yang bos Tomo Speed Shop itu, kini
sudah berubah. Bahkan sudah menggunakan spek baru yang juga diambil dari
Thailand.
Untuk seher, menggunakan ukuran 63,5 mm. Sepintas,
seher ini dari ukuran dan bentuknya daimbil dari Honda CBR 150R asli.
Terlihat dari 4 coakan untuk alur klep di kepala seher.
Namun
diatur ulang dibuatkan coakan baru. Karena di Mio hanya 2 klep. Juga
pinggir kepala seher dibuat miring. Supaya tidak mentok kepala silinder.
Pinggir seher sengaja dibuat rata dengan blok. Supaya
menghasilkan power yang maksimal. “Namun supaya tidak mentok head,
diganjal paking dari pelat tembaga setebal 0,5 mm,” jelas Tomo yang
bermarkasi di Bendungan Jago Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat itu.
Kondisi
seperti ini memang halal dipakai di drag bike. Kalau dipakai road race
atau harian, bakal tidak tahan. Atau bisa bahaya karena paking bisa
ambles dan tabrakan antara seher dan head.
Selain sudah bore up,
MOTOR Plus juga melakukan pengukuran stroke atau langkah seher. Kini
stroke terakhir sudah 63 mm. Bukan didapat dari penggunaan pen stroke.
Tapi, posisi big end digeser keluar.
Kini artinya stroke sudah
naik 5,1 mm dari standarnya. Namun blok silinder tidak dilengkapi paking
tebal. Masih menggunakan gasket standarnya. Jadi, kalau dilihat dari
luar tampak seperti mesin yang masih standaran.
Bisa tanpa paking
tebal karena penggunaan seher CBR 150R yang pendek itu. Teknik ini
sudah banyak dipakai mekanik liaran untuk main di kelas standaran.
Nah,
dari sana bisa disimpulkan. Seher aplikasi 63,5 mm. Sedangkan stroke
akhir sudah 63 mm. Jadinya kapasitas silinder bisa ketahuan. Yaitu
mencapai 199, 4 cc. Itu kalau stroke 63 mm pas. Tapi, kalau stroke 63,5
mm jadinya 200,99 cc. Wah?
Selain melakukan pengukuran jeroan dapur pacu, MOTOR Plus juga melakukan pengukuran lubang porting. Hasil korekan mekanik Thailand itu teranyata bentuknya tidak bulat. Makanya diameternya tidak bisa dikur.
Tapi, bisa diakali mengukurnya. Yaitu diukur dua kali. Lubang isap dari bagian terlebar dulu. Yaitu mencapai 28 mm. Sementara bagian yang sempitnya hanya 24 mm.
Begitupun untuk lubang buang. Pengukuran dilakukan dua kalin juga. Bagian yang terlebar 25 mm. Sementara yang sempitnya hanya 23 mm.
Angka-angka ukuran lubang porting itu didapat dari penggunaan klep yang sudah lebar. Klep isap digunakan yang berukuran 31 mm. Sementara klep buangnya 26 mm.
Kalau kita analisa, perbandingan klep isap dan buang bukan seperti klep EE. Tapi, sengaja bikin klep sendiri hasil dari modifikasi klep lebar.
Bentuk ruang bakar juga dibikin dome. Namun kompresinya sayang, Tomo tidak melakukan pengukuran. (motorplus-online.com)
0 komentar:
Posting Komentar