skip to main |
skip to sidebar
Bermotor Boncengan Saat Hujan? Perhatikan Ini
TEMPO Interaktif,
Pada saat musim hujan seperti saat ini, jalanan akan lebih licin
ketimbang pada hari-hari sebelum hujan. Bekas tumpahan oli, minyak,
solar, lumpur, atau zat-zat lainnya kini terlarut di dalam adalah
beberapa di antara penyebabnya.
Oleh
karena itu, bagi Anda yang berkendara menggunakan sepeda motor dan
diikuti pembonceng, perlu menghetahui trik-trik khusus berkendara di
tengah guyuran hujan. Selain jalanan licin, laju arus lalu lintas tentu
juga tersendat dan permukaan jalan banyak digenangi air.
“Kita
juga tidak tahu persis apa yang ada dibawah genangan air itu. Sehingga,
bila tidak hati-hati risikonya sangat besar,” papar Muhamad Natsir,
penggiat keselamatan berkendara di Forum Lintas Komunitas saat ditemui
di Jakarta, Kamis malam, 17 November 2011.
Lantas seperti apa trik-trik khusus tersebut? Berikut penjelasan Natsir:
1. Pegendara benar-benar mahir
Bila
Anda tak terbiasa membawa pembonceng, sebaiknya tidak mengendara dengan
pembonceng di belakang. Pasalnya, kondisi jalanan yang licin, tergenang
air, serta kondisi lalu lintas yang berbeda dengan biasanya membutuhkan
keterampilan yang tinggi dalam bermanuver.
2. Kondisi motor mendukung untuk berboncengan
Selain
tekanan angin ban yang sesuai standar, rem dan peranti suspensi yang
memadai, motor juga harus dilengkapi dengan pijakan kaki (baik untuk
pengendara maupun pembonceng) dari bahan karet bergaris atau bergerigi
yang tidak licin.
“Hindari penggunaan footpeg (pijakan kaki) dari bahan metal tanpa dilapisi karet dan bergoyang karena mur atau bautnya kendur,” ujar instruktur safety riding sebuah dealer sepeda motor untuk wilayah Jabodetabek itu.
Pasalnya,
bila pijakan kaki licin dan kaki terpeleset pada saat motor melaju
kencang, keseimbangan motor akan terganggu. Kemungkinan terjatuh pun
sangat besar.
3. Hindari membawa barang bawaan yang berlebihan
Sejatinya,
pabrikan motor telah menetapkan kapasitas motor dalam mengangkut beban
tertentu. Namun, saat hujan sebaiknya tidak membawa barang bawaan yang
berlebihan.
Bila
Anda harus membawa barang, sebaiknya tidak dibawa oleh pembonceng atau
ditaruh di tas punggung pembonceng. Barang bawaan atau tas itu sebaiknya
ditaruh di bagian depan pengendara (bila motor bebek atau skutik) dan
diikat di bagian belakang jok (bila motor sport).
Itu
dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan motor, terutama di saat
bermanuver. “Terutama saat ingin mendahului kendaraan lain, menikung,
memutar, atau melibas genangan,” kata Natsir.
4. Pengendara dan pembonceng harus senada seirama
Untuk
tetap menjaga keseimbangan kendaraan, terutama saat bermanuver,
sebaiknya gerakan tubuh pengendara maupun pembonceng tak saling
berlawanan. Sebaiknya, pembonceng mengikuti irama gerakan tubuh
pengendara dan bukan sebaliknya.
“Bagi
pembonceng jangan sesekali melakukan gerakan tubuh yang berlawanan
dengan pengendara. Jangan pula mencoba untuk meliuk-liukan badan,
sebaiknya senada seirama,” saran Natsir.
Kedua
kaki pembonceng, jangan terlalu melenbar. Sebaiknya pegang pinggang
pengendara dan lutut menjepit ringan agar dapat mengikuti gerakan
pengendar. Sehingga memudahkan pengendara dalam mengendalikan motor.
5. Perhatikan perlengkapan
Baik
pengendara maupun pembonceng, masing-masing sebaiknya menggunakan
mantel setelan jas dan celana dan pakailah sepatu jangan menggantinya
dengan sandal. Bila perlu gunakan kaus tangan.
“Sedangkan helm wajib digunakan, upayakan menggunakan helm yang memiliki standar yang telah disertifikasi,
0 komentar:
Posting Komentar