Minggu, 20 November 2011

Bagikan16 Bermotor Boncengan Saat Hujan? Perhatikan Ini


Bermotor Boncengan Saat Hujan? Perhatikan Ini 

TEMPO Interaktif, Pada saat musim hujan seperti saat ini, jalanan akan lebih licin ketimbang pada hari-hari sebelum hujan. Bekas tumpahan oli, minyak, solar, lumpur, atau zat-zat lainnya kini terlarut di dalam adalah beberapa di antara penyebabnya.
Oleh karena itu, bagi Anda yang berkendara menggunakan sepeda motor dan diikuti pembonceng, perlu menghetahui trik-trik khusus berkendara di tengah guyuran hujan. Selain jalanan licin, laju arus lalu lintas tentu juga tersendat dan permukaan jalan banyak digenangi air.

“Kita juga tidak tahu persis apa yang ada dibawah genangan air itu. Sehingga, bila tidak hati-hati risikonya sangat besar,” papar Muhamad Natsir, penggiat keselamatan berkendara di Forum Lintas Komunitas saat ditemui di Jakarta, Kamis malam, 17 November 2011.

Lantas seperti apa trik-trik khusus tersebut? Berikut penjelasan Natsir:

1. Pegendara benar-benar mahir

Bila Anda tak terbiasa membawa pembonceng, sebaiknya tidak mengendara dengan pembonceng di belakang. Pasalnya, kondisi jalanan yang licin, tergenang air, serta kondisi lalu lintas yang berbeda dengan biasanya membutuhkan keterampilan yang tinggi dalam bermanuver.

2. Kondisi motor mendukung untuk berboncengan

Selain tekanan angin ban yang sesuai standar, rem dan peranti suspensi yang memadai, motor juga harus dilengkapi dengan pijakan kaki (baik untuk pengendara maupun pembonceng) dari bahan karet bergaris atau bergerigi yang tidak licin.

“Hindari penggunaan footpeg (pijakan kaki) dari bahan metal tanpa dilapisi karet dan bergoyang karena mur atau bautnya kendur,” ujar instruktur safety riding sebuah dealer sepeda motor untuk wilayah Jabodetabek itu.

Pasalnya, bila pijakan kaki licin dan kaki terpeleset pada saat motor melaju kencang, keseimbangan motor akan terganggu. Kemungkinan terjatuh pun sangat besar.

3. Hindari membawa barang bawaan yang berlebihan

Sejatinya, pabrikan motor telah menetapkan kapasitas motor dalam mengangkut beban tertentu. Namun, saat hujan sebaiknya tidak membawa barang bawaan yang berlebihan.

Bila Anda harus membawa barang, sebaiknya tidak dibawa oleh pembonceng atau ditaruh di tas punggung pembonceng. Barang bawaan atau tas itu sebaiknya ditaruh di bagian depan pengendara (bila motor bebek atau skutik) dan diikat di bagian belakang jok (bila motor sport).

Itu dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan motor, terutama di saat bermanuver. “Terutama saat ingin mendahului kendaraan lain, menikung, memutar, atau melibas genangan,” kata Natsir.

4. Pengendara dan pembonceng harus senada seirama

Untuk tetap menjaga keseimbangan kendaraan, terutama saat bermanuver, sebaiknya gerakan tubuh pengendara maupun pembonceng tak saling berlawanan. Sebaiknya, pembonceng mengikuti irama gerakan tubuh pengendara dan bukan sebaliknya.

“Bagi pembonceng jangan sesekali melakukan gerakan tubuh yang berlawanan dengan pengendara. Jangan pula mencoba untuk meliuk-liukan badan, sebaiknya senada seirama,” saran Natsir.

Kedua kaki pembonceng, jangan terlalu melenbar. Sebaiknya pegang pinggang pengendara dan lutut menjepit ringan agar dapat mengikuti gerakan pengendar. Sehingga memudahkan pengendara dalam mengendalikan motor.

5. Perhatikan perlengkapan

Baik pengendara maupun pembonceng, masing-masing sebaiknya menggunakan mantel setelan jas dan celana dan pakailah sepatu jangan menggantinya dengan sandal. Bila perlu gunakan kaus tangan.

“Sedangkan helm wajib digunakan, upayakan menggunakan helm yang memiliki standar yang telah disertifikasi,

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money