skip to main |
skip to sidebar
Tribute To Racer, Fans Berat Seperti Keluarga Sendiri
Penggemar alias fans kadang
sangat tidak terduga. Di antara mereka dan idolanya terjalin hubungan
batin yang lumayan dalam. Tidak cuma hafal biografi dan sepak terjang
idolanya, mereka juga berdandan layaknya bintang pujaannya.
Di
beberapa daerah, komunitas berbasis fans menyerupai tribute untuk
idolanya. Motor mereka dandani layaknya motor yang dipakai sang idola.
Di dunia MotoGP, ambil contoh komunitas Tribute To Racer yang dikomandoi
H. Aep Ciamis.
“Di komunitas ini kami punya idola berbeda. Ada
yang suka Valentino Rossi, almarhun Marco Simoncelli, Jorge Lorenzo dan
masih banyak lagi lainnya,” buka Aep.
Kalau nonton bareng,
mereka patungan sewa layar besar untuk gelar acara ini. Semua bersaing
mengunggulkan idolanya. Di depan tempat tongkrongan, motor mereka juga
didandani persis tunggangan balap lengkap dengan logo sponsor, dengan
warna semirip mungkin.
Fanatisme ke pembalap ini tidak
menghiraukan kendaraan yang digunakannya. “Nggak peduli motor kami Honda
misalnya, tapi mengidolakan Rossi, motor jadi merek Ducati,” kekeh Aep
lebih lanjut.
”Suasana saat nonton bareng jadi tegang dan sangat
antusias menjagoan pembalap kesayangannya. Kadang suasana jadi tegang
dan panas juga. Sama-sama membela pembalap yang menjadi idola
masing-masing,” kekeh teman-temannya.
Makin unik lagi, saat
terjadi musibah seperti tewasnya pembalap Simoncelli, mereka sepakat
berkumpul untuk melakukan shalat gaib bagi almarhum. “Kami merasa sangat
dekat dan ingin mendoakannya. Walaupun berbeda keyakinan,” jelas H. Aep
dengan nada sedih.
Teman-teman di Jogja Two Fifty (JTF) punya
cerita lain. Dengan sempklakan utama Kawasaki Ninja 250R, mereka
menelorkan virus MotoGP di tunggangan masing-masing. Bukan hanya motor,
mereka juga menyamakan baju balap idola dengan jaket turing mereka.
“Ya
bagaimana lagi, Bro! tampilan motor kita sudah seperti rider MotoGP,
mosok pakaian kita biasa aja. Kan nggak matching! Seperti saya ini pakai
pakaian Playboy ala Randy De Puniet, sebab motor saya juga bercorak
demikian. Kan kalau dilihat jadi asyik!” kilah Eriyanto dari JTF.
Bawaan
motor sudah sporty, pakaian juga sudah mendukung, bahkan terkadang ada
kalanya mereka juga mau bergaya ala pembalap jalanan. Untuk itu, acara
‘mengukur’ spidometer bersama di jalanan juga kerap mereka lakukan hanya
sekadar untuk refreshing.
“Tapi tetap mengandalkan faktor dan
unsur safety riding juga, Bro. Sebelumnya, kita lihat atau survey dulu
jalur yang mau dipakai ngebut. Nggak asal ngegas aja,” cetus Eriyanto.
Ini baru fans! (motorplus-online.com)
0 komentar:
Posting Komentar